Bambu – Morfologi, Manfaat, Jenis & PeluangBudidaya
Bagi masyarakat Indonesia, bambu bukanlah flora gila. Tumbuhan yang banyak ditemukan di kawasan tropis mirip Asia, Amerika, Afrika dan Australia ini mempunyai banyak manfaat dan sungguh erat dengan lingkungan pedesaan.
Oleh masyarakat desa, bambu umumnya dipakai untuk bahan bangunan, tiang, dinding, atap, peralatan dapur, alat musik, sampai bahan masakan. Bambu juga menunjukkan jasa lingkungan yang cukup besar, adalah bisa menghasilkan 1,2 kg per hari dan mempertahankan manajemen air di dalam tanah.
Mengenal Bambu
Bambu adalah tumbuhan jenis rumput-rumputan yang terdapat rongga dan ruas pada batangnya. Secara ilmiah tanaman ini memiliki banuak jenis yang tersebar nyaris di seluruh dunia. Di Indonesia, istilah lain untuk bambu yakni bulur, aur, awi, buluh, eru dan aur.
Bambu merupakan salah satu flora dengan pertumbuhan paling cepat di dunia. Sistem perakaran rhizoma-dependen yang unik menjadikannya dapat berkembang sepanjang 60 cm bahkan sampai 100 cm dalam 24 jam tergantung jenis tanah dan iklim habitatnya.
Secara lazim ada dua bentuk bambu, ialah bambu berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae, serta bambu rerumputan dari suku Olyreae. Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat garis keturunan utama tiga sampai lima garis dari bambu.
Taksonomi
Klasifikasi ilmiah flora bambu mampu dilihat pada tabel berikut:
Kingdom | Plantae |
Sub Kingdom | Viridiplantae |
Infra Kingdom | Streptophyta |
Super Divisi | Embryophyta |
Divisi | Tracheophyta |
Sub Divisi | Spermatophytina |
Kelas | Magnoliopsida |
Super Ordo | Lilianae |
Ordo | Poales |
Famili | Poaceae |
Morfologi Bambu
Kita mampu mengenali bambu dengan sangat mudah, bentuk batangnya yang lingkaran dan berkembang tinggi keatas ialah salah satu ciri khususnya. Struktur bambu mempunyai bentuk-bentuk yang unik, seperti batang, daun, akar, serta perkembangan tunas atau rebung dalam sistem perkembangbiakannya.
Batang bambu berupa silinder yang beruas-ruas dengan ronga di dalamnya. Batangnya berkembang dari akar-akar rimpang saat tumbuhan mulai menuai. Batang bambu bersifat elastis, serta terdiri dari serat-serat yang berpengaruh.
Batang bambu ditumbuhi oleh daun-daun yang timbul pada ruas-ruas batang. Daun ini disebut pelepah dan akan mengering dan gugur dikala bambu mulai menua. Pada bagian pelepah bambu terdapat subang, yakni perpanjangan dari batang yang bentuknya seperti segitiga.
Secara lazim, bambu berkembang sekitar 0,3 meter sampai 30 meter dengan diameter batang sekitar 0,25 sampai 25 cm. Ketebalan dinding bambu berskala sekitar 2,5 cm.
Bambu memiliki daun yang lengkap, ialah terdiri daru pelepah daun, helaian daun, serta tangkai daun. Daunnya yaitu jenis pertulangan sejajar, adalah ada satu tulang daun berukuran besar yang berada di tengah dan tulang daun kecil disekitarnya yang tersusun secara sejajar.
Ujung daun bambu berbentuk runcing, rata pada bagian tepi, berbentuk lanset, serta teksturnya mirip kertas. Permukaan daun bambu bagian atas berwarna hijau terperinci dan bagian bawahnya berwarna hijau lebih gelap dengan bulu-bulu agresif.
Sistem perakaran pada setiap bambu mampu berbeda-beda. Percabangan akar bambu ialah akar rimpang yang berupa lebar pada bab ujung dibanding pada bab pangkal. Akar bambu berbentuk meruncing ke arah pangkal dan pada tiap ruas terdapat akar dan kuncup.
Kuncup pada bab akar akan berkembang dan tumbuh menjadi rebung, lalu berkembang menjadi buluh gres. Rebung adalah tunas bambu yang timbul dari dasar rumpun atau berasal dari kuncup akar rimpang bambu yang sudah tua.
Ekologi
Bambu merupakan tumbuhan dengan laju perkembangan tertinggi di dunia. Menurut laporan observasi, bambu dapat berkembang 100 cm dalam 24 jam. Laju kemajuan bambu diputuskan oleh habitatnya yang berisikan keadaan tanah, iklim, dan jenis spesies bambu. Umumnya, bambu tumbuh 3 sampai 10 cm per hari.

Pada kala Cretaceous, wilayah Asia sempat ditumbuhi bambu secara besar-besaran. Bambu-bambu ini berkembang hingga 30 meter lebih dengan diameter 15 cm hingga 20 cm.
Bambu yakni keluarga rumput-rumputan sehingga mempunyai ciri kemajuan yang sungguh tinggi. Ketika bambu ditebang atau dipanen, bambu dapat tumbuh kembali dengan cepat tanpa mengganggu ekosistem.
Habitat dan Sebaran
Bambu tumbuh di sepanjang Asia Timur mulai dari 50° Lintang Utara di Sakhalin sampai ke Australia bab utara dan di bagian barat India hingga ke Himalaya.
Jenis ambu terbagi menjadi lebih dari 10 genus dan 1.450 spesies. Bambu dapat tumbuh di berbagai iklim dunia, mulai dari iklim cuek pegunungan hingga daerah tropis yang panas.
Bambu juga didapati tumbuh di sub sahara Afrika dan di Amerika, tepatnya dari pertengahan Atlantik Amerika Utara sampai ke selatan Argentina dan Chile pada posisi 47° Lintang Selatan. Sedangkan bambu asli tidak ada yang berkembang di daerah benua Eropa.
Di Indonesia, bambu nyaris tumbuh diseluruh daerah nusantara. Beberapa kawasan bahkan mempunyai bambu-bambu endemik yang cuma tumbuh di tempat tersebut, contohnya bambu endemik Jawa, Bali, Sumatera Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua
Manfaat Bambu
Penggunaan dan pemanfaatan bambu untuk berbagai kebutuhan sungguh bermacam-macam. Kekuatan dan kelenturan bambu menjadi salah satu faktor utama yang tidak dimiliki jenis-jenis kayu lainnya.
Selain itu, bambu juga menjadi sumber pangan bagi manusia dan hewan. Manfaat bambu selengkapnya yaitu sebagai berikut:
1. Makanan Hewan
Tunas bambu, ranting dan daun bambu ialah sumber masakan utama panda. Selain itu, bambu juga menjadi sumber makanan bagi gorila gunung Afrika, monyet, dan gajah.
2. Makanan Manusia
Di berbagai daerah Asia, tunas bambu dipakai sebagai bahan kuliner. Meski tunas bambu mengandung toksin taxiphyllin, senyawa glikosida sianogenik yang mampu menciptakan sianida pada lambung, namun melalui pembuatan yang sempurna maka tunas bambu dapat dimakan.
Masyarakat Indonesia mengonsumsi tunas bambu dengan memotongnya tipis-tipis biar senyawa beracunnya hilang. Kemudian kepingan tersebut di basuh higienis dan dicampur dengan santan, bumbu dapur sehingga menjadi sayur rebung atau gulai rebung.
Selain itu, isian sayur lodeh dan lumpia kadang kala juga menggunakan tunas bambu.
3. Peralatan Rumah Tangga
Sebelum materi plastik populer dipergunakan, bambu sudah dimanfaatkan untuk membuat perlengkapan rumah tangga mirip sumpit, centong dan spatula. Peralatan lain yang yang dibuat dari bambu, yaitu bakul nasi, tampah, besek, topi bambu, dan banyak sekali kerajinan anyaman.
4. Konstruksi
Dinding rumah-rumah di pedesaan masih banyak yang memakai bambu. Batang bambu yang kokoh juga dipakai untuk jembatan di sungai-sungai kecil.
Bahkan, hingga saat ini proses pembangunan bangunan seperti rumah sederhana hingga gedung bertingkat tetap menggunakan bambu selaku penopang struktur awal, contohnya ketika pengecoran.
5. Instrumen Musik
Angklung, calung, karinding dan seruling adalah beberapa teladan penggunaan bambu untuk alat musik tradisional.
6. Transportasi
Bambu terdiri dari batang yang beruas dan berongga, sehingga dapat mengapung di atas air. Oleh karena itu, bambu merupakan materi utama pengerjaan rakit tradisional.
7. Senjata
Di negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara, bambu digunakan selaku alat bela diri. Di Indonesia kita mengenalnya dengan bambu runcing yang dipakai ketika periode perjuangan.
Bambu dan Kebudayaan Asia
Negara-negara di Asia memiliki kekerabatan bersahabat denagn bambu dan menjadikannya simbol dalam banyak sekali hal. Di Cina, bambu menjadi simbol ketabahan. Sedangkan di India, bambu menjadi tanda persahabatan.

Bambu yang jarang sekali berbunga (5 hingga 120 tahun) dijadikan menunjukan akan hadirnya kelaparan. Hal ini dihubungkan dengan tikus-tikus yang mau menyantap bunga bambu sehingga populasi tikus berkembangyang berakibat kepada hancurnya produksi pertanian warga.
Jenis Bambu di Indonesia
Indonesia mempunyai kekayaan jenis bambu yang meraih 159 spesies dari 1.250 macam bambu di seluruh dunia. Bahkan, 88 jenis diantaranya ialah bambu endemik Indonesia. Data dari Perpubi atau Perkumpulan Pelaku Usaha Bambu Indonesia, di kawasan Jawa Barat saja terdapat 40 jenis bambu, beberapa yang populer adalah bambu betung, haur, gombong dan tali.
Berikut ini yakni berbagai macam spesies bambu yang mampu ditemukan berkembang di Indonesia, yakni:
- Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend berkembang di Jawa
- Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. diketahui dengan pring ori atau bambu ori yang tumbuh di Jawa dan Sulawesi
- Bambusa atra Lindl. atau Loleba yang tumbuh di Maluku
- Bambusa balcooa Roxb berkembang di Jawa
- Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. disebut pula bambu duri berkembang di Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara
- Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. diketahui selaku bambu pagar cendani yang tumbuh di Jawa
- Bambusa horsfieldii Munro disebut bambu embong yang berkembang di Jawa
- Bambusa maculata dikenal dengan nama bambu tutul atau pring tutul yang tumbuh di Bali
- Dendrocalamus asper yang terkenal dengan nama bambu petung dan tumbuh di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali serta Sulawesi
- Dendrocalamus giganteus Munro. diketahui dengan bambu sembilang berkembang di Jawa
- Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness. yang disebut bambu watu berkembang di Jawa
- Dinochloa scandens dinamakan pula bambu cangkoreh kadalan yang tumbuh di Jawa
- Gigantochloa apus Kurz. (bambu apus, bambu tali) tumbuh di Jawa
- Gigantochloa atroviolacea (bambu hitam, bambu wulung gombong) berkembang di Jawa
- Gigantochloa atter (bambu leg, bambu ater, buluh, awi ater, awi kekes) berkembang di Jawa
- Gigantochloa achmadii Widjaja. (buluh apus) tumbuh di Sumatera
- Gigantochloa hasskarliana (bambu lengka tali) berkembang di Sumatera, Jawa dan Bali
- Gigantochloa kuring (awi belang) berkembang di Jawa
- Gigantochloa levis (Blanco) Merr. (bambu suluk) tumbuh di Kalimantan
- Gigantochloa manggong Widjaja. (bambu manggong) tumbuh di Jawa
- Gigantochloa nigrocillata Kurz (bambu lengka, bambu terung, bambu bubat) berkembang di Jawa
- Gigantochloa pruriens (buluh rengen) berkembang di Sumatera
- Gigantochloa psedoarundinaceae (bambu andong, gambang surat, peri) berkembang di Jawa.
- Gigantochloa ridleyi Holtum. (tiyang kaas) berkembang di Bali.
- Gigantochloa robusta Kurz. (bambu Mayan, temen serit) tumbuh di Sumatera, Jawa dan Bali
- Gigantochloa waryi Gamble (buluh dabo) berkembang di Sumatera
- Gigantochloa verticillata (bambu hitam)
- Melocanna bacifera (Roxb) Kurz. berkembang i Jawa
- Nastus elegantissimus (Hassk) Holt. (bambu eul-eul) berkembang di Jawa
- Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera (bambu uncea, bambu buluh kecil) tumbuh di Jawa
- Schizotachyum blunei Ness. (bambu wuluh, bambu tamiang) berkembang di Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku
- Schizotachyum brachycladum Kuez. (bambu buluh besar, buluh nehe, awi buluh, ute watat, tomula) berkembang di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Maluku
- Schizotachyum candatum Backer ex Heyne (buluh bungkok) tumbuh di Sumatera
- Schizotachyum lima (Blanco) Merr. (bambu toi) tumbuh di Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua
- Schizotachyum longispiculata Kurz. (bambu jalur) tumbuh di Sumatera, Kalimantan dan Jawa
- Schizotachyum zollingeri Stend. (bambu jala, cakeutreuk, bambu lampar) tumbuh di Sumatera dan Jawa
- Thryrsostachys siamensis Gamble. (bambu jepang) berkembang di Jawa
Beberapa spesies bambu yang sudah disebutkan diatas ketika ini susah ditemukan dan populasinya makin langka. Hal tersebut dikarenakan pemanfaatan serta keperluan masyarakat akan huruf kayu bambu tertentu.
Budidaya Bambu
Bambu bisa beradapatasi pada rentang habitat yang luas, sehingga mampu berkembang di lahan berair maupun lahan kering. Budidaya bambu termasuk cepat dan tidak membutuhkan perawatan khusus.
Pada lahan kering, menanam jenis bambu seperti kelompok Gigantochloa dan Dendrocalamus ialah opsi yang tepat. Sedangkan pada lahan berair, jenis bambu yang cocok ditanam adalah golongan Bambusa.
Kondisi kawasan denagn iklim kering cenderung memiliki sedikit opsi tanaman bambu yang dapat dibudidayakan. Namun berlawanan pada tempat beriklim berair, dimana variasi pilihan bambu semakin beragam.
Sebelum menanam bambu, kita perlu merencanakan lahan, memilih jarak tanam, pemasangan ajir, persiapan pupuk organik serta tahap pengerjaan lubang tanam.
Lahan yang menjadi calon kebun bambu harus bersih dari gulma, semak, alang-alang serta flora liar lain yang mampu mengganggu pertumbuhan bambu. Pembersihan lahan mampu dilakukan sebelum memasuki trend hujan. Tanaman hasil pembersihan dapat dikumpulkan dan dimasak menjadi kompos untuk pemupukan tanaman bambu.
Agar tumbuh ideal dan tata cara perakaran bambu tidak saling berebut komponen hara, maka perlu dikelola jarak tanam. Jarak tanam yang baik antara 8 x 8 meter atau 8 x 6 meter. Jika budidaya bambu dijalankan pada lahan miring, maka jarak tanam dibentuk sesuai kontur tana dengan jarak tanam 8 meter dan jarak antar kontur lebih dari 2 meter.
Kita dapat menciptakan latih berukuran 150 cm dengan tebal 2 cm yang ditancapkan pada titik-titik sesuai jarak tanam yang dibentuk sebelumnya.
Setelah lahan siap, kita perlu mempersiapkan bibit bambu, melakukan proses penanaman, pemeliharaan (penyulaman, penyiangan, babat semak, pemangkasan, pemupukan, penjarangan, pengaturan struktur dan komposisi batang rumpun, serta pengaturan drainase), lalu diakhiri dengan proses panen atau penebangan.
Bibit bambu yang berasal dari stek batang di polybag merupakan bibit yang baik. Bibit setidaknya mesti berumur 4 atau 5 bulan. Jika batang bibit dirasa terlalu tinggi, kita mampu melakukan pemangkasan hingga setinggi 1 meter.
Selanjutnya adalah proses penanaman bibit bambu yang diawali dengan penggalian lubang tanam. Sebaiknya penanaman dijalankan pada awal ekspresi dominan hujan biar flora cukup air dan meminimalisir gagal tanam.
Pemeliharaan kebun bambu dilakukan dengan beberapa cara, adalah penyulaman yang dilaksanakan jika ada bibit bambu yang mati. Penyinyangan dilakukan pada tanaman yang sudah berumur 1 atau 2 tahun pada awal, tengah dan tamat ekspresi dominan hujan.
Jika bambu telah menciptakan cabang, maka pemangkasan mampu dilaksanakan dengan menyisakan tinggi bambu sekitar 2 meter. Agar bambu tumbuh subur, kita mampu menawarkan pupuk TSP dan Urea yang diaduk dengan pupuk sangkar atau kompos.
Dosis bantuan pupuk menyesuaikan pada umur dan keadaan perkembangan flora. Biasanya diberikan 1 kali dalam setahun sebelum ekspresi dominan hujan. Kita mampu menggali parit dangkal disekitar bambu dengan bentuk melingkar, kemudian pupuk ditaburkan pada parit tersebut. Untuk pupuk sangkar atau kompos mampu kita taburkan eksklusif ke tenga-tengah rumpun.
Perawatan bambu selanjutnya adalah penjarangan, adalah tahap menghilangan atau memangkas batang yang rusak atau pertumbuhannya terusik dikala bambu berusia 4 tahun.
Bambu dapat dipanen pada usia 5 tahun dan ialah bambu generasi ketiga. Setelah itu, pemanenan mampu dilakukan setiap tahun dengan menebang batang generasi ke empat. Penebangan yang benar yaitu memtong bagian pangkal bambu atau sekitar 5 sampai 10 cm dari tanah menggunakan kapak atau golok, kemudian membersihkannya atau memangkas percabangan yang ada.
Bambu Sebagai Tanaman Konservasi
Di Indonesia, pemanfaatan bambu telah berjalan sangat usang. Secara kultur penduduk desa, bambu digunakan untuk banyak sekali kebutuhan penunjang kehidupan, seperti membuat rumah dan peralatan rumah tangga. Sebenarnya, flora bambu tidak cuma menghadirkan faedah sederhana. Bambu mempunyai peluangbesar untuk dijadikan flora konservasi lingkungan.
Kenapa bambu cocok selaku tanaman konservasi? Sebab, bambu memiliki kesanggupan dalam mempertahankan ekosistem air. Sistem perakarannya yang sangat rapat dan menyebar ke segala arah akan menciptakan lahan yang ditumbuhi bambu sangat stabil. Lahan yang stabil tidak gampang terkena erosi dan air lebih gampang terserap kedalamnya.
Negara-negara mirip India dan Cina sudah mempergunakan bambu sebagai tumbuhan konservasi air dan tanah. Berdasarkan laporan dari media Cina, bambu mempunyai kemampuan menyimpan air tanah lebih banyak dibandingkan dengan pohon pinus, ialah sekitar 240%.
Bambu yakni tumbuhan jenis rumput-rumputan yang mempunyai batang berpengaruh dan lentur. Batang bambu sanggup menahan terpaan angin yang berpengaruh, sehingga sangat cocok untuk dijadikan flora penghijuan di sekitar daerah aliran sungai (DAS).
Bambu juga bisa bertahan dalam keadaan kekeringan dan berkembang di lahan curam pada ketinggian 1 hingga 1500 mdpl, sehingga dapat menjadi pilihan flora penahan longsor.
Potensi bambu selaku tumbuhan konservasi lingkungan ini belum dimaksimalkan oleh penduduk Indonesia. Parahnya, berbagai varietas bambu di Indonesia juga mengalami kondisi terancam punah.
Beberapa bambu hanya dapat ditemukan di kawasan tertentu, misalnya bambu betung dengan diameter 20 sampai 30 cm yang hanya berkembang di hutan Majalengka, Jawa Barat.
Permintaan bambu untuk kepentingan ekonomi sungguh tinggi, jika tidak diimbangi dengan buatan yang cukup, maka bambu akan menjadi flora langka di Indonesia
Oleh sebab itu, budidaya bambu dan pemanfaatannya selaku flora konservasi lingkungan harus dilaksanakan. Selain mempertahankan populasi bambu, faedah lain seperti bertambahnya cadangan air tanah dan menjaga kestabilan tanah juga dapat diperoleh.
Hutan Bambu
Wisata alam berbentukhutan bambu yang populer di dunia yakni Jepang, ialah hutan bambu Sagano dengan latar belakang bambu-bambu yang tumbuh rimbun dan indah.

Namun ternyata kita tidak perlu jauh-jauh kesana untuk menikmati hutan bambu. Beberapa kawasan di Indonesia juga sudah membuatkan hutan bambu sebagai tujuan rekreasi. Pesona keindahannya pun tidak kalah dari hutan bambu Sagano.
Berikut ini yakni beberapa hutan bambu di Indonesia yang mampu kita kunjungi, antara lain:
1. Hutan Bambu Panglipuran, Bali
Hutan Bambu Panglipuran berada di belakang bangunan pura yang terletak bagian paling atas. Kita dapat berkeliling hutan dengan berjalan kaki atau memakai kendaraan. Kebersihan tempat ini sungguh terjaga, bahkan daun bambu yang jatuh senantiasa dibersihkan setiap harinya.
2. Taman Wisata Boon Pring, Malang
Taman Wisata Boon Pring berada di Malang, Jawa Timur. Di kawasan ini, kita akan mendapatkan keindahan hutan bambu seluas 25 hektar. Selain menikmati keindahan hutan bambu, kita mampu berenang atau menyebarangi danau yang ada di daerah tersebut.
3. Hutan Bambu Keputih, Surabaya
Sebelum menjadi hutan bambu, lokasi ini dulunya yaitu tempat pembuangan sampah. Kemudian pemerintah kota Surabaya mengubahnya menjadi daerah konservasi yang ditanami bambu dan menjadi salah satu destinasi wisata warga Surabaya.
4. Hutan Bambu, Magelang
Hutan bambu ini berada di Kampung Bambu Klatakan. Ditempat ini banyak berkembang aneka macam jenis bambu yang tinggi dan lebat. Hutan bambu di Magelang memperlihatkan situasi alam yang menenangkan.
Potensi Bambu
Prospek bambu di Indonesia sungguh terbuka lebar. Bambu ialah jenis kayu yang secara turun temurun sudah dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia.
Tanaman ini dapat dikembangkan untuk industri-industri kreatif. Hal ini juga didukung oleh status Indonesia sebagai negara ketiga pengekspor bambu dunia sesudah India dan Tiongkok.
Pengembangan potensi bambu di Indonesia dapat dijalankan untuk menunjang perekonomian masyarakat. Bambu ialah alternatif dan penyelesaian dari kian langka dan tingginya harga kayu, mirip kayu jati dan mahoni di Indonesia.
Comments
Post a Comment