Gurita – Taksonomi, Morfologi, Perilaku, Habitat & Reproduksi


Salah satu ciri utama dari gurita yaitu bentuk tubuhnya yang memiliki banyak tentakel. Gurita atau octopoda ialah salah satu jenis hewan bahari yang bisa hidup di perairan laut tropis hingga kawasan kutub.





Kelompok moluska ini tidak hanya dikenal dengan jumlah kaki tentakelnya yang banyak, tetapi juga kesanggupan menjaga diri dengan cara menyengat musuhnya.





Beberapa spesies gurita juga dapat dimakan dan menjadi sumber masakan laut. Hal ini banyak dipraktekkan oleh masyarakat Jepang, Korea, India, Filipina, Italia, dan Spanyol. Sedangkan di Indonesia bahan masakan dari gurita belum cukup biasa meski sebagian sudah membuatnya hidangan kuliner.






Taksonomi





Gurita yakni binatang moluska yang masuk dalam kelompok binatang kepala yang mempunyai kaki. Oleh karena bentuk morfologi tersebut, satwa ini berada pada kelas Cephalopoda dan genus Octopus.





habitat gurita




Dari sekian banyak marga Octopus yang tersebar di lautan, gurita merupakan hewan yang paling terkenal. Berikut ini sistem klasifikasi atau taksonominya, ialah:





KingdomAnimalia
FilumMolusca
KelasCephalopoda
Sub-kelasColeoidea
OrdoOctopoda
Sub-ordoIncirrata
FamiliOctopodidae
Sub-familiOctopodinae
GenusOctopus
SpesiesOctopus sp.




Kelas atau marga Octopus yang melekat pada gurita mengindikasikan bahwa binatang tersebut berkaki delapan. Sementara itu beberapa binatang dari kelas Moluska yang memiliki banyak kemiripan fisik dengan gurita adalah sotong (Sephia sp.), nautilus (Nautilis pompilius), dan cumi-cumi (Loligo sp.).





Morfologi





Umumnya ukuran badan hewan octopda ini antara 1,5 cm hingga 3 meter. Ukuran tersebut didapatkan dengan mengukur lengan terpanjang sampai ujung bab badan terluar. Selain ukuran umum tersebut, di beberapa lokasi juga terdapat gurita yang panjangnya kurang dari 1 cm dan ukuran paling panjang yang pernah tercatat mencapai 20 meter.





Berdasarkan struktur anatomi atau morfologinya, badan gurita dibagi menjadi lima bab. Bagain tubuh tersebut meliputi badan, mata, tangan, selaput renang, dan juga kantong penghisap.





Kelima bab ialah struktur lengkap dari morfologi gurita alasannya adalah jikalau dilihat sepintas satwa ini cuma nampak memiliki dua bagian badan, ialah badan dan lengan atau kaki.





1. Badan





Badan gurita berupa lingkaran dan tidak memiliki sirip ataupun cangkang di luar tubuh seperti hewan air pada umumnya. Selain itu, kalau diamati tubuhnya membentuk gelembung besar yang tertutupi oleh selubung. Bagian tersebut mengalami pengecilan dibawah yang menciptakan bentuk kecil seperti membentuk leher.





Sebenarnya gurita mempunyai cangkang yang berada di dalam tubuhnya. Cangkang tersebut berfungsi sebagai rangka yang menjadi tempat melekatnya otot-otot penyusun struktur tubuh gurita. Sebab tubuh hewan berkaki depalan ini tersusun atas otot yang tidak memiliki rangka di dalamnya.





Struktur organ dalam gurita tersebut membuat tubuhnya menjadi lunak dan fleksibel, sehingga mempermudah ketika menyelip diantara celah bebatuan dasar laut. Kulit badan gurita sendiri memiliki banyak tonjolan kecil yang mirip kutil. Selain itu sel kulitnya mengandung banyak khromatofor yang ialah pigmen warna.





Pigmen warna membantunya mempunyai kemampuan mengganti warna badan secara cepat. Ketika dinding otot binatang ini mengalami peregangan atau kontraksi, maka pigmen akan menyebar ke seluruh permukaan tubuh. Adapun warna pigmen yang terdapat pada kulit gurita yakni warna kuning, cokelat, dan banyak sekali jenis warna yang lain.





Pada bab bawah tubuhnya terdapat siphon yang merupakan organ eskterior berbentuklubang-lubang mirip corong. Siphon berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan air yang ada di dalam tubuh gurita. Selain itu siphon juga menjadi kawasan berlangsungnya proses respirasi, kawasan tinta keluar, dan lokomosi.





2. Kepala





Mata gurita terletak di kepala yang berada diantara tubuh dan lapisan tentakel. Bentuk area ini cukup terang sebab ukurannya yang mengecil. Gurita mempunyai sepasang mata dengan kesanggupan kompleks, sehingga penglihatan hewan ini sangat bagus meski hidup di dalam air. Bagian depan mata tersebut dikelilingi oleh delapan lengannya.





Masih disekitar area mata, octopda juga memiliki verbal yang berbentuk mirip paruh. Paruh ini menjadi bab paling keras dan berfungsi utama selaku rahang untuk melumpuhkan mangsanya. Gurita memakai mulitnya untuk membunuh mangsa dengan cara menggigitnya.





3. Tentakel





Tangan gurita berupa tentakel yang berjumlah delapan. Pada bab ini jugalah terdapat selaput renang dan kantong penghisap. Selaput renang merupakan membran yang berada di bab pangkal lengan atau berdekatan dengan area kepala dan posisinya mengitari mata.





Sedangkan kantong penghisap berada pada setiap tangan atau lengannya. Pada satu lengan terdapat dua baris kantong penghisap yang tersusun secara berderet mulai dari bab pangkal lengan bersahabat kepala hingga ujung lengan. Kantong penghisap ini mempunyai bagian tepi yang mirip mirip tanduk.





Umumnya setiap individu gurita memiliki panjang lengan yang relatif sama. Akan tetapi pada beberapa spesies lengan ini bisa memiliki panjang yang berlawanan-beda. Bahkan tidak jarang ada gurita dengan panjang salah satu lengan mencapai dua atau tiga kali lipat dari lengannya lainnya.





4. Indera dan Sistem Saraf





Kemampuan pandangan gurita sangatlah baik. Hal tersebut disebabkan pupilnya membentuk seperti lubang koin pada celengan. Akan tetapi bentuk pupil ini menjadikannya mengalami gangguan refraksi astigmant, namun pada kenyataannya gurita tetap bisa melihat meski dalam kondisi gelap.





Mata gurita diketahui bersifat buta warna, sehingga sulit untuknya membedakan warna lingkungan disekitarnya. Kemampuan yang mendukung kualitas matanya terletak pada caranya membedakan polarisasi cahaya. Selain itu mata biota maritim moluska ini juga sungguh dipengaruhi oleh tata cara gerak refleks yang menyebabkan pupil berupa horizontal.





Bukan cuma indera penglihatannya yang sungguh tajam, namun juga indera perasanya. Indera ini terletak di bagian lengan tentakel yang mengandung kemoreseptor selaku pendeteksi benda yang sedang disentuh. Lengan gurita juga dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi lengan mana yang sedang digerakkan atau dijulurkan oleh binatang ini.





Sayangnya kesanggupan indera perasa tersebut disandingkan dengan pergerakan badan atau rasa posisi (proprioseptif) yang lemah. Oleh sebab itu sensor yang diperoleh tentakel gurita tidak bisa hingga ke otak. Sehingga gurita tidak mampu mengetahui benda tiga dimensi dan cuma bisa merasakan tekstur tanpa mengetahui benda tersebut.





Hal yang serupa juga berlaku ketika binatang ini mengirimkan perintah untuk bergerak dari otak ke alat geraknya. Perintah tersebut tidak pernah sungguh-sungguh hingga tanpa pinjaman tali saraf. Kemudian sensor geraknya juga tidak mampu dikirim kembali ke otak. Sehingga untuk mengenali perintahnya sudah terealisasi, gurita mesti melihat lengannya sendiri.





Karakteristik & Perilaku





Gurita biasanya hidup dengan cara melekat dan bergerak di bab dasar perairan. Satwa ini juga mulai beraktivitas pada malam hari atau nokturnal dan waktu siangnya dihabiskan dengan berdiam diri di celah bebatuan.





tentakel gurita




Ada tiga upaya pertahanan diri yang dapat dilakukan oleh gurita, yakni kamuflase, mengeluarkan tinta, dan menetapkan tentakel.





1. Kamuflase





Kulitnya mengandung pigmen warna yang mampu dipakai untuk berkamuflase. Warna tubuh bekerjsama adalah putih atau abu-debu pucat dan pada saat tertentu warna tersebut mampu berganti dan menyesuaikan dengan lingkungannya.





Rata-rata gurita memiliki tiga pigmen warna dalam tubuhnya. Akan tetapi ada juga spesies yang mengandung dua dan empat pigmen warna. Warna yang paling umum dimiliki pigmen kromotaforo gurita ada lima, yakni merah, cokelat, orange, kuning, dan hitam. Sementara itu ada pula sel-sel lain yang bisa memposisikan diri selaku warna putih.





Kamuflase dengan mengganti warna badan juga dimanfaatkan oleh gurita untuk berkomunikasi dengan individu lainnya. Contohnya spesies gurita cincin biru yang mengganti warna kulitnya menjadi kuning jelas disertai bulatan biru bila berada dalam keadaan terancam dan juga untuk memberikan kepada lawan jika dirinya sangatlah beracun.





2. Mengeluarkan Tinta





Gurita memiliki kelenjar tinta di dalam perutnya seperti yang dimiliki oleh cumi-cumi. Zat berwarna hitam ini umumdikeluarkan kalau merasa sedang terancam. Pada saat itu bab atas di kepala gurita akan terbuka dan menjadi alat untuk menyemprotkan tinta ke sekelilingnya untuk mengalihkan perhatian musuhnya.





3. Memutuskan Tentakel





Tidak semua gurita memiliki kemampuan untuk memutuskan tangan atau tentakelnya. Hanya beberapa spesies yang mempunyai kemampuan ototomi mirip keluarga cicak yang memutuskan ekornya ini. Gurita hanya akan memutuskan tentakel jikalau berada dalam keadaan sangat terancam.





4. Meniru Bentuk Biota Laut





Kemampuan pertahanan diri ini jarang sekali dimiliki oleh gurita kecuali pada beberapa spesies tertentu. Biasanya gurita yang bisa menggandakan bentuk biota maritim akan memilih binatang berbahaya seperti belut dan lepu. Proses peniruan pun cukup mudah, alasannya hewan ini mempunyai tubuh yang lentur ditambah kemampuan mengganti warna tubuhnya.





Tidak cuma itu, gurita mirip itu ternyata akan mengubah tekstur tubuh atau mantel biar hasil peniruannya lebih optimal. Mantelnya lazimdiubah supaya terlihat runcing menyerupai rumput bahari dan kadang teksturnya dibuat seperti benjolan yang ada pada watu karang.   





Habitat dan Sebaran





Binatang moluska ini hidup di perairan dangkal mulai kedalaman 5 meter sampai perairan dalam yang meraih 4.000 sampai 5.000 meter di bawah permukaan maritim. Satwa ini membentuk habitat di bagian dasar maritim yang terdapat terumbu karang. Celah bebatuan tersebut menjadi sarang sekaligus daerah berlindung gurita.





Rata-rata gurita didapatkan hidup bebas di daerah perairan subtropis Mediterania, perairan di timur jauh, dan bahari Pasifik Selatan. Beberapa negara yang mempunyai lumayan banyak spesies yaitu Laut Tengah, Afrika, Asia, Amerika Selatan, dan kawasan Atlantik.





Perkembangbiakan





Gurita adalah hewan ovipar yang berkembangbiak dengan cara bertelur. Masa kawin biota laut ini berlangsung cukup lama, mulai dari bulan Februari sampai bulan Oktober. Sedangkan puncak perkawinan terjadi pada rentang bulan April, Mei, dan bulan Agustus.





Satwa bertentakel ini mempunyai kelamin yang terpisah dari tubuhnya. Tidak ada perbedaan menonjol antara gurita jantan dan betina kecuali ukuran lengan ketiga dan lengan keempat.





Pada spesies jantan biasanya memiliki lengan tentakel lebih besar sebab pada lengan itu terdapat hektokotil yang berfungsi selaku organ seksual yang mengeluarkan sperma.





Lengan yang mengandung hektokotil digunakan gurita jantan untuk memindahkan sperma ke dalam oviduk betina. Setelah proses pembuahan terjadi, betina akan menjaga sperma tersebut supaya terus hidup hingga telur-telur yang dimilikinya matang.





Dalam satu kali kehamilan seekor gurita betina mampu menciptakan telur sampai dua ratus ribu butir. Meski begitu jumlah telur yang dihasilkan sungguh bergantung pada spesies gurita itu sendiri. Proses bertelur betina lazimnya dijalankan secara berkelompok dengan menggantung telur pada langit-langit sarang sehingga membentuk untaian.





Pada kurun ini gurita tidak akan keluar dari sarangnya dan terus menjaga telur-telurnya. Gurita betina juga akan berhenti untuk mencari makan sesudah bertelur. Lalu saat semua telurnya telah menetas dan membentuk larva, maka dikala itulah betina akan mengakhiri hidupnya.





Kebiasaan unik tersebut membuat gurita dikenal sebagai satwa berumur pendek. Umumnya hewan ini hanya bertahan hidup antara tiga hingga lima tahun. Bahkan ada spesies yang era hidupnya sungguh pendek, yakni enam bulan saja. Namun umur tersebut cukup impas dengan jumlah anak yang dihasilkan.





Makanan Gurita





Gurita ialah kelompok karnivora yang menyantap biota laut lainnya. Mangsa terutama yaitu ikan, kerang, kepiting, udang, dan keong. Meski begitu pada beberapa kasus tidak jarang dijumpai species yang bersifat kanibal, yakni memangsa individu lainnya. Bahkan kalau sudah terdesak satwa ini akan memakan tangannya sendiri.





Pada keadaan wajar gurita akan mengintai mangsa dari daerah persembunyian. Kemudian setelah mangsa tersebut mendekat, maka gurita secepatnya menggerakkan lengannya untuk menangkap dan rahang untuk melumpuhkannya. Setelah mangsanya lumpuh, makan akan dibawa ke dalam persembunyian untuk dimakan.





Manfaat Gurita





Ada dua pemanfaatan gurita yang paling sering dijalankan oleh manusia, yakni mengolahnya menjadi materi makanan dan selaku binatang peliharaan.





kuliner gurita




1. Bahan Makanan





Banyak negara mengolah gurita selaku bahan kuliner, utamanya Jepang yang identik dengan olahan takoyaki, sushi, tempura, dan akashiyaki. Bagian yang dimakan mencakup seluruh tubuhnya. Bahkan di Korea, masyarakatnya tidak segan mengonsumsi ketika masih hidup.





2. Binatang Peliharaan





Banyak para penghobi yang berani memelihara gurita meski mempunyai konsekuensi dan perhatian serius. Sebab satwa ini diketahui sangat pandai dengan ingatan jangka panjangnya. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya temuan masalah gurita peliharaan yang sanggup melepaskan diri dari akuarium yang tertutup rapat.





Selain itu, binatang bertentakel ini dikenal selaku hewan yang sangat besar lengan berkuasa meski bertubuh elastis dan lunak. Bahkan saat hidup di alam bebas beberapa spesies gurita dikenali sanggup memangsa ikan hiu. Belum lagi kemampuannya untuk bertahan hidup dalam waktu usang di luar perairan.





Salah satu spesies yang paling cocok dijadikan selaku peliharaan ialah Octopus bimaculoides atau Gurita California. Spesies ini ketika masih bayi berskala mirip bola tenis yang menciptakan usia hidupnya bisa diperkirakan. Meski begitu rata-rata gurita tidak bisa hidup dengan baik bila berada di dalam akuarium.


Comments

Popular posts from this blog

Famous Pemandangan Pinggir Pantai 2023

39+ Berkas Yang Harus Disiapkan Untuk Melamar Pekerjaan PNG

Are Squeaky Floors A Sign Of Termites