Mitigasi Peristiwa – Pengertian, Tujuan, Jenis & Tahapan


Mitigasi Bencana – Tinggal di tempat beresiko terhadap aneka macam potensi bencana alam, seharusnya menuntut warga Indonesia melek terhadap penanggulangan bencana. Perihal solusi terhadap peristiwa juga sudah dikelola dalam PP No.21 tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Namun bagi yang masih awam, pasti aneh dengan istilah mitigasi peristiwa.





Apa pengertian, tahapan-tahapan, tujuan, aktivitas, sampai acuan mitigasi tragedi? Berikut banyak sekali uraiannya untuk memperbesar pengetahuan kita.






Pengertian Mitigasi Bencana





Berdasarkan Pasal 1 ayat 6 PP No.21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi tragedi yaitu rangkaian upaya untuk mengurangi risiko tragedi. Upaya tersebut dikerjakan baik lewat pembangunan fisik maupun penyadaran, serta kenaikan kesanggupan menghadapai ancaman tragedi.





Definisi bencana yakni insiden atau rangkaian kejadian yang mengancam serta mengganggu kehidupan dan penghidupan penduduk . Penyebabnya mampu dari faktor alam dan atau aspek non-alam, sampai faktor manusia yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, hingga pengaruh psikologis.





Bencana dapat berbentukkebakaran, gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, longsor, banjir, topan tropis, el nino dan la nina, serta yang lain.





Secara umum, pengertian mitigasi adalah perjuangan untuk meminimalkan dan/atau menghapus korban serta kerugian yang mungkin saja muncul. Maka diharapkan perhatian pada tahap sebelum terjadinya tragedi. Terutama pada aktivitas penjinakan atau peredaman.





Pada prinsipnya, mitigasi
mesti dilaksanakan untuk semua jenis tragedi. Baik bencana alam (natural disaster) maupun man-made
disaster
atau bencana balasan tindakan manusia. 





Tujuan Mitigasi





Bencana bisa terjadi
kapanpun dan dimanapun dan dapat menimbulkan kerugian sampai korban manusia.
Tujuan utama mitigasi ialah untuk mengurangi risiko serta efek peristiwa.
Adapun tujuan lain dari mitigasi antara lain:





  • Menekan risiko dan/atau imbas yang mungkin terjadi alasannya adalah suatu peristiwa. Misalnya ihwal korban jiwa, kerugian ekonomi, serta kerusakan sumber daya alam.
  • Pedoman bagi pemerintah dalam menciptakan penyusunan rencana pembangunan di suatu kawasan dengan usulanpotensi peristiwa yang akan terjadi.
  • Membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi risiko dan imbas peristiwa.




Jenis-Jenis Mitigasi





Secara lazim, mitigasi dapat dibagi menjadi dua jenis, ialah mitigasi struktural dan non-struktural. Mengacu pada arti mitigasi yang telah dibahas sebelumnya, adapun jenis-jenis mitigasi selaku berikut:





evakuasi jenazah




1. Mitigasi Struktural





Mitigasi struktural merupakan upaya dalam menghemat risiko peristiwa dengan melakukan pembangunan prasarana fisik. Prasarana fisik yang dibangun mesti memiliki patokan spesifikasi tertentu dan mempergunakan teknologi. Beberapa pola yang bisa dipelajari contohnya:





  • Penggunaan metode perayaan dini
    untuk memperkirakan adanya tsunami
  • Membuat struktur bangunan yang
    tahan terhadap gempa
  • Menggunakan alat deteksi acara
    gunung berapi
  • Pembangunan jalan masuk untuk menghalangi
    banjir




Mitigasi struktural lebih mengedepankan tindakan mengurangi kerentanan kepada tragedi, ialah dengan melakukan rekayasa bangunan yang tahan tragedi. Struktur bangunan yang tahan tragedi yang dimaksud yaitu yang tidak mengalami kerusakan mempunyai arti dan membahayakan manusia kalau terjadi peristiwa.





2. Mitigasi Non-Struktural





Merupakan upaya menghemat
dampak peristiwa yang mungkin terjadi lewat peraturan tertentu atau kebijakan.
Beberapa acuan mitigasi non struktural yakni:





  • Larangan membuang sampah ke sungai, kanal air, selokan
  • Mengatur secara baik tata ruang kota sesuai peruntukannya
  • Mengatur kapasitas dalam pembangunan penduduk




Mitigasi non-struktural lebih berafiliasi dengan pembuatan kebijakan dan peraturannya yang bermaksud menghalangi terjadinya risiko peristiwa.





Tahapan-Tahapan Mitigasi Bencana





Penanganan peristiwa dapat dibagi menjadi empat klasifikasi menurut siklus waktunya, ialah:





pelatihan mitigasi bencana




1. Upaya Mitigasi





Mitigasi dijalankan selaku tahapan permulaan penanggulangan petaka untuk memperkecil atau meminimalkan efek bencana. Mitigasi juga bisa bermakna acara sebelum bencana alam terjadi.





Contohnya menciptakan peta kawasan yang riskan akan peristiwa, membuat bangunan atau hunian tahan gempa, menanam pohon bakau untuk meminimalisir abrasi, penghijauan hutan, memperlihatkan penyuluhan semoga kesadaran masyarakat meningkat terhadap peristiwa.





2. Kesiapsiagaan





Kesiapan dan kesiagaan diperlukan saat menyikapi terjadinya bencana. Perencanaan dibuat menurut peristiwa yang sebelumnya pernah terjadi serta tragedi lain yang kemungkinan terjadi. Tujuannya supaya korban jiwa dan kerusakan sarana-prasarana mampu dihindarkan.





3. Tanggap





Dalam menghadapi tragedi, diperlukan upaya tanggap untuk menghemat ancaman akhir bencana. Tahap ini berlangsung sesaat pasca tragedi. Rencana penanggulangan tragedi dilakukan dengan konsentrasi upaya pemberian korban serta antisipasi kerusakan balasan tragedi.





4. Pemulihan





Pemulihan adalah upaya mengembalikan kondisi masyarakat mirip sediakala. Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan daerah tinggal sementara bagi korban dan membangun kembali sarana-prasarana yang rusak. Selain itu, penilaian terhadap langkah penanggulangan peristiwa juga perlu dilaksanakan.





Kegiatan dalam Mitigasi Bencana





Berdasarkan siklus waktunya mitigasi peristiwa memiliki empat kategori. Dari empat klasifikasi tersebut terdapat aktivitas yang mengacu pada arti mitigasi, antara lain:





  • Mengenalkan serta memantau risiko bencana
  • Merencanakan partisipasi penanggulangan terhadap bencana
  • Menyuluhkan kesadaran bencana pada masyarakat
  • Melakukan upaya-upaya fisik, non-fisik, dan mengontrol penanggulangan peristiwa
  • Identifikasi dan pengenalan sumber bahaya tragedi
  • Memantau penggunaan teknologi tinggi
  • Mengawasi pelaksanaan tata ruang serta pengelolaan lingkungan hidup




Bagian terpenting dalam penerapan mitigasi bencana yaitu pemahaman mengenai sifat tragedi. Sebab setiap daerah memiliki berbagai tipe bahaya yang berlainan-beda. Misalnya ada beberapa kawasan yang sangat rawan banjir dan ada kawasan lain yang rawan gempa bumi.





Sebagian besar negara-negara di dunia sangat rentan terhadap variasi peristiwa. Maka diperlukan pengertian yang baik kepada banyak sekali ancaman tersebut.





pemadam api




Contoh Mitigasi Bencana





Indonesia merupakan negara dengan kawasan yang beresiko musibah, mirip banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, hingga tragedi letusan gunung berapi. Berikut ini beberapa pola upaya dalam melakukan mitigasi yang biasanya dilakukan oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).





a. Mitigasi Tsunami





  • Menggunakan metode untuk mendeteksi tsunami dan memperlihatkan peringan untuk menghalangi jatuhnya korban
  • Sistem peringatan tsunami internasional
  • Sistem perayaan tsunami regional




b. Mitigasi Gempa Bumi





  • Sebelum Gempa
    • Membangun residensial/bangunan yang cocok aturan tahan gempa
    • Kenali lokasi bangunan kawasan tinggal
    • Tempatkan perabot di area proporsional
    • Siapkan perlengkapan khusus dalam 1 kotak, seperti P3K, makanan instan, senter, dll
    • Periksa penggunaan gas dan listrik
    • Catat nomor-nomor penting
    • Kenali jalur evakuasi
    • Ikuti aktivitas simulasi mitigasi gempa
  • Ketika Gempa
    • Tetap bersikap hening
    • Hindari sesuatu yang kemungkinan dapat roboh. Jika memungkinkan, berlari ke tanah lapang
    • Perhatikan daerah anda berdiri sebab kemungkinan ada retakan tanah
    • Turun dari kendaraan dan jauhi pantai
  • Pasca Gempa
    • Gunakan tangga umumdan cepat keluar bangunan
    • Periksa sekitar. Jika ada yang terluka, lakukan pinjaman pertama
    • Hindari berada di erat atau di dalam bangunan yang memiliki potensi roboh




c. Mitigasi Tanah Longsor





  • Hindari kawasan riskan longsor atau jangan membangun pemukiman di daerah rawan longsor
  • Mengurangi tingkat keterjelan lereng supaya tidak rentan longsor
  • Menggunakan tata cara terasiring dengan drainase yang tepat
  • Penghijauan dengan menanam tanaman berakar dalam
  • Mendirikan bangunan dengan pondasi berpengaruh
  • Menutup rekahan di atas lereng supaya air tidak cepat masuk
  • Relokasi (untuk beberapa perkara khusus)




d. Mitigasi Bencana Banjir





  • Sebelum Banjir
    • Penataan terhadap daerah anutan sungai
    • Pembangunan metode peringatan dan pemantauan banjir
    • Tidak membangun rumah atau bangunan lain di bantaran sungai
    • Buang sampah di tempatnya/tidak mencampakkan sampah di sungai
    • Pengerukan sungai secara intens
    • Penghijauan area hulu sungai
  • Saat Banjir
    • Matikan listrik
    • Mengungsi ke tempat yang kondusif
    • Jangan berjalan di kawasan erat saluran air
    • Menghubungi instansi yang berhubungan dengan penanggulangan tragedi
  • Sesudah Banjir
    • Membersihkan rumah
    • Menyiapkan air higienis supaya terhindar dari diare dan penyakit pasca banjir yang lain
    • Waspada kepada sebaran binatang berbisa atau penyakit yang kemungkinan mewabah pasca banjir
    • Selalu berhati-hati terhadap banjir susulan




Demikian artikel tentang mitigasi tragedi. Sebagai masyarakat yang tinggal di tempat rawan bencana, pasti kesadaran akan bahaya bencana dan sikap kita dalam mempersiapkannya perlu dimiliki.


Comments

Popular posts from this blog

Buah Alkesa – Taksonomi, Morfologi, Sebaran, Kandungan & Manfaat

Cara Mencegah Dan Mengatasi Diare Pada Bayi Berusia 4 Bulan

beda nyeri payudara hamil dan haid Penyebab kram perut berdasarkan letak keluhannya. nyeri di perut atas